GOLEK POTEHI
Golek
Potehi adalah sebuah pertunjukan boneka atau wayang semacam wayang
golek yang dimainkan di atas panggung kecil dan mempertontonkan berbagai
kisah klasik Cina.
Potehi berasal dari Poo yang berarti kain, tay yang berarti kantung dan hay yang berarti wayang. Jadi wayang potehi adalah wayang kantung kain. Dan memang badan wayang adalah berupa kantung kain, yang sekaligus menjadi baju si tokoh wayang yang berwarna-warni dan berpola indah.
Potehi berasal dari Poo yang berarti kain, tay yang berarti kantung dan hay yang berarti wayang. Jadi wayang potehi adalah wayang kantung kain. Dan memang badan wayang adalah berupa kantung kain, yang sekaligus menjadi baju si tokoh wayang yang berwarna-warni dan berpola indah.
Di
bagian atas kantung ada kepala wayang terbuat dari kayu dan di cat
dengan berbagai mimik muka yang berbeda. Ada yang tampak baik hati, ada
yang bengis sekali. Kalau pada wayang golek dalang menggerakkan wayang
menggunakan tongkat yang tertempel di ujung tangan wayang, dalang wayang
potehi memasukkan tangannya ke dalam kantung kain alias badan wayang
dan menggunakan jemarinya untuk menggerakkan kepala dan kedua tangan si
wayang. Pertunjukan wayang ini mengkisahkan legenda-legenda Cina seperti
: Sam Kok, Sam Pek Eng Tay, Li Si Bin, dan cerita lainnya yang digemari oleh etnis tionghoa.
Seni
wayang ini aslinya lahir di daratan Cina pada masa Dinasti Jin (abad
3-5) dan berkembang pada masa Dinasti Song (abad 10-13). Konon lahirnya
wayang potehi bermula dari adanya lima orang yang akan dijatuhi hukuman
mati. Ketimbang bersedih menunggu ajal, mereka berpikir bahwa lebih baik
menghibur diri. Maka dengan menggunakan barang-barang yang ada di sel
seperti panci dan piring mereka mulai memainkan musik tetabuhan untuk
mengiringi permainan wayang. Kaisar yang mendengar bebunyian menarik ini
akhirnya memberi mereka pengampunan.
Pada
saat pertama masuk ke nusantara wayang ini masih dimainkan dalam bahasa
asli suku Hokkian. Namun pada perkembangannya akhirnya cerita dimainkan
dalam bahasa Indonesia, yang terdengar khas karena kadang lebih mirip
bahasa Indonesia jaman dulu, dengan disisipi istilah-istilah dalam
bahasa asli di sana-sini. Iringan musiknya adalah beberapa macam
tetabuhan dan semacam rebab.
Seiring
berjalannya waktu, wayang potehi menjadi suatu kesenian yang langka.
Sedikit orang yang bisa memainkannya, peminatnya pun juga semakin
berkurang. Wayang potehi jarang dimainkan. Semakin sedikit generasi yang
berminat terhadap kesenian tradisional Cina ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar