Rabu, 11 April 2012

Sejarah Lahirnya Perayaan Imlek

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (Chinese: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti “malam pergantian tahun”.

Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Cina sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Cina secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi.
Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi “Tahun Tionghoa” dapat jadi tahun 4707, 4706, atau 4646. Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa.
Sejarah Perayaan Imlek
Asal Muasal peringatan Tahun Baru Imlek ini pun mempunyai kisah tersendiri. Zaman dahulu setiap akhir tahun, menjelang pergantian tahun tahun baru, akan muncul sejenis binatang buas yang namanya “Nian”. Nian adalah sesosok monster berkepala mirip singa dengan mulut yang amat lebar. Ia sangat buas dan suka menyedot dan menelan semua makhluk hidup yang ditemuinya. Keganasan Nian ini tentu saja menakutkan manusia. Nian juga dikenal sebagai makhluk yang sombong dan suka membaggakan dirinya. Ia biasanya merajalela setiap akhir tahun, tepatnya tanggal 30 bulan 12 penanggalan Tiongkok. Meneror seluruh penduduk dan memangsa orang dan hewan yang ditemuinya.
Pada setiap akhir tahun orang-orang tionghoa menempelkan kertas merah di setiap pintu dan jendela rumah serta menghidupkan petasan yang bersuara keras. Semuanya itu agar Nian tidak kembali lagi ke bumi, sebab Nian disebutkan takut pada warna merah dan bunyi-bunyian yang keras, orang-orang tionghoa memukul beduk, gong dan membakar bambu yang akan menimbulkan suara ledakan (terakhir ini telah diganti dengan petasan, setelah diketemukannya mesiu pada dinasti Sung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar